Selasa, 20 Mei 2014
askep miningitis
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
- DEFINISI
Meningitis
adalah radang umum pada arakhnoid dan piameter, disebabkan oleh
bakteri, virus, riketsia, atau protozoa,yang dapat terjadi secara akut
dan kronis.
Meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan di sebabkan oleh virus atau jamur. Meningitis selanjutnya
di klasifikasikan sebagai sepsis, asepsis dan tuberkulosa. Meningitis
asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan
iritasi meningen yang di sebabkan oleh abses otak ,ensefalitis, limfoma ,
leukemia, atau darah di ruang subarakhnoid. Meningitis sepsis
menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri seperti meingokokus,
staphillococcus, atau basilus influenza.meningitis tuberkulosa di
sebabka oleh basilus tuberkel. Infeksi meningeal umumnya di hubungkan
oloeh satu atau dua jalan; melalui salah satu aliran darah sebagai
konsekuensi dari infeksi infeksi bagian lain , seperti selulitis, atau penekanan langsung seperti di dapat setelah cedera traumatic tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa kasus meupakan iatrogenic atau hasil sekunder prosedur infasif (seperti fungsi lumbal ) atau alat alat infasif (seperti alat alat pematau TIK).
MENIGITIS BAKTERIAL
Sampai saat ini bentuk paling signifikan dari meningitis adalah tipe bacterial. Bakteri paling sering di jumpai pada meningitis bakteri akut yaiti neiserrira meningitides (meningitis meningokokkus), streptococcus pneumoniae (pada dewasa),dan haemophilus influenzae (pada anak anak dan dewasa muda). Dari ketiga organisme ini jumlah sekitar 75% dari kasus kasus meningitis bakteri.
Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang mencakup droplet dan secret dari hidung dan tenggorik yang mambawa kuman (paling sering) atau infeksi dari orang lain. Pada hasilnya , banyak yang tidak di kembangkan menjadi
infeksi tetapi menjadi carrier . insiden tertinggi pada meningitis di
sebabkan oleh bakteri gram negative, yang terjadi pada lansia sama
seperti pada seseorang yang menjalani bedah saraf atau seseorang yang mengalami gangguan respon imun .
- PATOFISIOLOGI
Meningitis
bakteri di mulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti septicemia
yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.faktor
factor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain prosedur
bedah saraf, trauma kepala dan pengaruh imunologis.saluran vena yang
melalui nasofaring posterior telinga bagian tengah,dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena meningen , semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme
masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksiradang di dalam
meningen dan di bawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus
dan penurunan aliran darah dan menyebabkan resksi radang di dalam
meningen dan di bawah daerah
korteks, yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat
eksudat meningen , vaskulitas dan hipoperfusi.eksudat purulen dapat
menyebar sampai ke dasar otak dan medulla spialis. Radang juga menyebar
ke dinding membrane ventrikel serebral. Meningitis bakteri di hubungkan
dengan perubahan fisiologis intra cranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas darah , daerah pertahanan otak , edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada
infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal,
kolaps sirkulasi dan di hubungkan dengan meluasnya hemoragi sebagai
akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang di
sebabkan oleh meningokokkus.
- ETIOLOGI
a. Meningitis selosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan piameter yang di sertai cairan otak yang di sertai cairan otak yang jernih . penyebab terserng adalah mycobacterium tuberkulosa . penyebab lain seperti lues, virus toxoplasma gondhii, ricketsia.
b. Meningitis
purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan parameter yang meliputi
otak dan medulla spinalis.penyebabnya antara lain: diplococcus
pneumoniae(pneumokok) neisseria neningitidis (meningokok) streptococcus
haemolyticus, staphylococcus aureus,haemophilus influenzae, echerichia
coli, klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa.
- MANIFESTASI KLINIS
Keluhan
pertama biasanya nyeri kepala.rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk
dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh
mengejangnya otot – otot ekstensor tenkuk. Bila hebat, terjadi
opistotonus. Yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan
punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. tanda kernig dan
brudzinsky positif
Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
Sakit kepala dan demam adalah
gejala awal yang sering. Sakit kepala di hubungkan dengan meningitis
yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Demam umumnya ada
dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Perubahan pada tinkat kesadaran dihubunkan
dengan meningitis bakteri. Disorientasi dan gangguan memori biasanya
merupakan awal adanya penyakit individu terhadap proses fisiologik.
Manifestasi prilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit,
dapat terjadi letargik, tidak response, dan koma.
Iritasi meningen negakibatkan sejumlah tanda yang mudah di kenali yang umumnya terlihat pada semua tipe meningitis.
Rigiditas nukal (kaku leher)adalah
tanda awal. Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena
adanya spasme otot otot leher .fleksi paksaan menyebabkan nyeri berat.
Tanda kerning positif : ketika pasien di baringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kea rah abdomen , kaki tidak dapat di ekstensikn sempurna.
Tanda brudzinski: bila leher difleksikan, maka di hasilkan fleksi lutut dan pinggul; bila di lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan.
Demikian
pula alas an yang tidak di ketahui, pasien iini mengeluh mengalami
fotofobia atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya.
Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan meningitis.
Kejang terjadi terjadi sekunder akibat area vocal kortikal yang peka.
Tanda tanda peningkatan TIK sekunder akibat eksudat purulen dan edema
serebral terdiri dari perubahan
karakteristik tanda tanda vital(melebarnya tekanan pulse dan
bradikardia),pernafasan tidak teratur, sakit kepal muntah, dan penrunan
tingkat kesadaran.
Adanya ruam merupakan
salah satu ciri yang menyolok pada meningitis meningokokal (Neisseria
meningitis). Sekitar dari semua pasien dengan tipe meningitis
mengembangkan lesi-lesi pada kulit diantaranya ruam petekie dengan lesi
purpura asmpai ekimosis pada daerah yang luas.
Infeksi fulminating terjadi
pada sekitar 10% dengan meningitis meningiokokkus, dengan tanda tanda
septicemia; demam tinggi yang tiba tiba muncul, lesi purpura ynag
menyebar(sekitar wajah dan ekstremitas), syok dan tanda tanda
koagulopati intravaskuler diseminata (KID).kematian mungkin terjadi
dalam beberapa jam setelah serangan infeksi.
Organisme penyebab infeksi selalu dapat di identifikasi melalui biakan kuman ada
cairan serebrosinal dan darah.counter immuno electrooesis (CIE)
digunakan secara luas untuk mendeteksi antigen bakteri ada cairan
tubuh,umumnya cairan serebrosnal dan urine.
- PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan
yang berhasil tergantung pada pemberian anti biotik yang melewati darah
barrier otak ke dalam ruang subarakhnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk
menghentikan perkembangbiakan nakteri. Cairan serebrospinal (CSS) dan
darah perlu di kultur, dan terapi antimikroba di lakukan segera . Dapat
digunakan penisilin, ampisilin, atau khloramphenikol atau satu jenis dari sepalosforins. Antibi edema serebral. otic lain di gunakan jika di ketahui streinbakteri resisten. Pasien di pertahankan pada dosis besar antibiotic yang tepat perintravena.
Dehidrasi
atau shock diobati dengan pemberian tambahan volume cairan. Kejang
dapat terjadi pada awal penyakit, di control dengan menggunakan diazepam
atau fenitoin.diuretik osmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema serebral.
Meningitis Tuborkulosis Generalisata
Manifestasi Klinis
Penyakit ini di mulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal,marah–marah, obstipasi muntah–muntah.
Dapat
di temukan tanda–perangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada
pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda- tanda perangsangan meningen
lainnya. Suhu badan naik turun, kadang kadang suhu malah merendah. Nadi
sangat labil, yangseinrg di jumpai nadi yang lambat selian
itu terdapat hipertwnsi yang umum. Abdomen tampak mencengkung. Gangguan
saraf otak yang terjadi disebabkan tekanan eksundat pada saraf saraf
ini. Yang sering terkena nervus III dan IV. Terjadi apasia motoris atau
sensoris, kejang vokal, monoparesis, hamiparesis, gangguan sensibilitas.
Tanda – tanda khas penyakit ini adalah: apatis, refleks pupil yang
lambat dan refleks – refleks tendo yang lemah.
Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan darah:
dilakukan
peeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapa darah(LED), kadar glukosa kuasa, kadar ureum, elektrolit.
Pada meningitis serosa di dapatkan juga peningkatan leukosit saja. Disamping itu pada meningitis seosa didapatkan juga peningktan LED
2. cairan otak: periksa lenkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis.
Pada
meningitis serosa di eroleh hasil emeriksaan cairan serebrospinal yang
jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein ynagmeninggi
3. pemeriksaan radiologist
· foto dada
· foto kepala, bila mungkin CT scan
MENINGITIS PURULENTA
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda penting adalah demsm tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun.
Pemeriksaan penunjang
1) pemeriksaan darah:
dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endapan darah (LED),kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur.
Pada meningitis purulenta di dapatkan peningktan leukosit dengan pergeseran kekiri pada hitung jenis
2) Cairan serebrospinalis : lengkap dan kultur
Pada
meningitis purulenta, di peroleh hasil pemeriksan cairan serebrospinal
yang keruh karenaq mengandung pus, nanah yang merupakan campuran
leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.
3) Pemeriksaan radiologis
· Foto kepala : periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi.
· Foto dada
MENINGITIS DALAM KONDISI LAIN
Meningitis
pada AIDS.meningitis asepsis, kriptococcus, dan tuberkulosa di laporkan
ada pada pasien dengan AIDS.bentuk meningitis asepsis akut dankronik dapat terjadi pad AIDS, keduanya di sertai dengan sakit kepela, tetapi tanda tanda iritasi meningen umumnya
terjadi pad bentuk akut. Meningitis asepsis dengan AIDS di sertai
dengan kelumpuhan saraf cranial.Meningits diperkirakan berhubungan
dengan infeksi langsung pada sistem saraf pusat oleh HIV, keadaan ini terpisah dari CSS.
Meningitis
kriptokokkus merupakan infeksi jamur paling banyak pada sisitem saraf
pusat pasien dengan AIDS. Pasien dapat mengalami sakit kepala, mual,
muntah, kejang, konfusi, akibat respopns radang yang jelas terjadi pada pasien dengan kerja sama imun, yang lainnya mengembangkan ciriciri yan tidak khas.
Pengobatan meningitis kriptokokkus di lakukan dengan pemberian amfoterisin B, yang di gunakan dengan atau tanpa 5-flusitosin. Mempertahankan terapi dengan amfoterisin adalah untuk mencegah ulanngan.
Meningitis
ada penyakit iyeme adalah proses inflamasi multi-sistem yang di
sebabkan oleh sirokheta borrelia burgdorferi yang di tularkan kutu.
Keadaan abnormalneurologis di hubungkan dengan
penyakit yang terlihat pada tingkat lanjut(tingkat 2 dan 3).salah satu
karakteristik pada tingkat 2 adalah ruam atau dari 1 sampai 6 bulan
setelah menghilang. Keadaan abnormal neurologik di hubungkan dengan
tingkat penyakt iyme ini mencakup meningitis asepsis. Meningitis
limfositik kronik ensefalitis.pasien pasien ini juga mengalami radang
saraf saraf cranial mencakup paralisis bell dan neuropati perifer lain.
Tingkaat 3(bentuk kronik) di mulai bertahuntahun seteklah infeksi kutu
dan karakteristik yang muncul berupa arthritis, lesi kulit, dan keadaan
abnormal neurolologist berat.
Banyak
pasien dengan penyakit iyme tingkat2 dan 3 diobati dengan antibiotic
intravena, biasanya penisilin,. Gejala-gejal meningitis dan sistemik
akan muncul dan meningkat dalam beberapa hari, walaupun gejala lain
sepert I sakit kepala dan nyeri radikular muncul pada beberapa minggu.
Asuhan keperawatan
Penkajian
Pengkajian keperawatan yang dapat di lakukan antara lain
a. AKTIVITASISTIRAHAT
GEJALA :perasaan tidak enak (MALAISE).
Keterbatasan yang di timbulkan oleh kondisinya
TANDA :Ataksia, masalahberjalan , kelumuhan, gerakan involunter. Kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.hipotonia.
b. SIRKULASI
GEJALA :adanya riwayat kardiopatologi, seerti endokarditis, beberapa penyakit jantung congenital, abses otak
TANDA :
tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi
berat(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh ada pusat
Vasomotor). Takikardia, distritmia (pada fase akut), seperti distritmia sinus(pada meningitis).
c. ELIMINASI
TANDA :adanya inkontinensia dan/atau retensi
d. MAKANANCAIRAN
GEJALA :kehilangan nafsu makan. Kesulitan menelan(pada periode akut).
TANDA :anoreksia, muntah,. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
e. HYGIENE
TANDA :ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut)
f. NYERI/KENYAMANAN
GEJALA :
sakit kepala(berdenyut dengan hebat frontal) mungkin akan di perburuk
oleh ketegangan; leher/ punggung kaku; nyeri pad gerakan ocular
fotsensitivitas,sakit; tenggorok nyeri.
TANDA :tampak terus terjaga distraksi/ gelisah. Mengis mengaduh/mengeluh.
g. PERNAPASAN
GEJALA :Adanya riwayat infeksi sinus atau abses paruh(abses otak)
TANDA :Penugkatan kerja pernasan(episode awal).perubahan mental(latergi sampai koma) dan gelisah.
DIAGNOSA KEERAAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
· Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis adanya proses infeksi/ inflamasi.toksin dalam sirkulasi
· Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian/perubahan dalam status kesehatan(keterlibatan otak)
· Kurang
engetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi dan keterbatasan
kognitif
INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
EVALUASI
· Melaorkan nyeri hilang atau terkontrol.
· Menunjukkakan otur rileks dan mamu tidur/istirahat dengan tepat.
· Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
· Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
· Tamak rileks dan melaporkan ansietas berkurang samai ada tingkat dapat di atasi.
· Mengungkakan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
· Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan
Langganan:
Postingan (Atom)